Kamis, 26 Januari 2012

Heartstrings Ep 5


Lee Shin mencium Profesor Yoon Soo engga lebih dari satu detik, tapi efeknya bisa membuat banyak orang menderita. Hahaa.. Engga hanya Gyu Won yang tersakiti karena hal itu, tapi Seok Hyeon juga. Tanpa sengaja, Seok Hyeon juga melihat apa yang Gyu Won lihat.

Di pihak yang beruntung, beruntung karena mendapat ciuman dari Lee Shin. Yoon Soo terkejut dengan apa yang dilakukan Lee Shin. Ia engga habis pikir kalau semuanya akan menjadi seperti ini.

Di mobil setelah Lee Shin pergi, Yoon Soo segera melepas kalung yang Lee Shin berikan. "Ini benar-benar gila."

Gyu Won bergumam, "Ada yang salah. Mengapa seperti ini?" Gyu Won mencoba buat memahami apa yang ia rasakan.

"Ini adalah pertama kalinya aku cemburu pada anak kecil." gumam Seok Hyeon yang merasa terganggu dengan apa yang baru saja ia lihat.

Seok Hyeon dan Yoon Soo memiliki janji malam itu juga. Tapi, karena apa yang terjadi, Yoon Soo meng-cancel pertemuannya dengan Seok Hyeon.

Tanpa Yoon Soo ketahui, Seok Hyeon sudah ada di rumah Yoon Soo. Tapi, kemudian Yoon Soo langsung menelponnya. Seok Hyeon berpura-pura seolah engga terjadi apa-apa, "Maaf, Mr Seok Hyun.  Kita tidak bisa bertemu hari ini." kata Yoon Soo.
"Apa?"
"Kondisiku sedang tidak baik."

Seok Hyeon menjawab, "Oh, aku juga sedang tidak enak badan, jadi aku tidak dapat bertemu denganmu juga."
"Maafkan aku..

Seok Hyeon bergumam pada dirinya sendiri, "Kim Seok Hyun, Kau benar-benar mendapatkan waktu yang tepat." Ia melihat keadaan Yoon Soo dari jendela. 

Saat ini, cuma Lee Shin yang tengah berbunga-bunga. Ia memainkan gitarnya dan tersenyum pada dirinya sendiri.

Pagi harinya, Gyu Won membelikan kopi untuk Lee Shin. "Halo. Tolong beri aku secangkir cappuccino." Dan   ia bertemu dengan Yoon Soo.
"Apakah Kau juga membeli kopi?" tanya Yoon Soo.
"Ya. Halo. " Gyu Won jadi canggung saat bertemu Yoon Soo.

Yoon Soo tersenyum, "Kemarin, Kau melakukan dengan sangat baik. Jauh lebih baik dari hari pertama."
Gyu won mengangguk, "Ya."
"Biar aku yang membayarnya."
"Tidak, tidak perlu. Aku akan membayarnya sendiri.  Baiklah, aku pergi dulu." pamit Gyu Won

Gyu Won menaruh kopi Lee Shin di tempat biasa. Ia terus menunggu Lee Shin tapi Lee Shin engga juga datang.

Gyu Won melihat Lee Shin, ingin menyapanya, tapi Gyu Won mengurungkan niatnya saat melihat Lee Shin berjalan ke arah profesor Yoon Soo.

Lee Shin tersenyum saat bertemu dengan Yoon Soo, tapi Yoon Soo mengabaikan senyum itu..

Gyu Won dan Seok Hyeon yang melihat Lee Shin bersama Yoon Soo, masing-masing dari mereka tersakiti karena hal itu. (??)

"Aku berharap dari sekarang. . . Kau tidak akan melakukan sesuatu seperti itu lagi. Aku tidak punya waktu untuk melakukan permainan kekanak-kanakanmu itu." kata Yoon Soo seraya mengembalikan kalung pemberian dari Lee Shin.

Lee Shin engga menyangka kalau perasaan tulusnya dianggap sebagai permainan oleh Yoon Soo, "Apakah aku pernah mengatakan kalau hal ini hanya permainan?"

"Ini hanya permainan bagiku. Aku sudah mengatakan itu sebelumnya, kan? Setelah Kau terus menunggu dan mengejarku, aku merasa sangat lelah karena hal itu. Bagiku, orang yang aku butuhkan, bukan seorang anak laki-laki yang hanya bisa bermimpi, tapi seorang pria. Aku hanya membutuhkan seorang pria, bukan anak laki-laki seperti kau." jawab Yoon Soo mencoba membuat Lee Shin mematahkan rasanya.

"Apakah Kau benar-benar berpikir ini hanya sebuah permainan kekanak-kanakan? Kau tidak memiliki alasan yang tepat, kan?" tanya Lee Shin. "Aku tulus."

Yoon Soo menjelaskan, "Sejak awal sampai sekarang, aku tidak pernah punya perasaan apapun padamu."

"Profesor, tidak peduli apa yang Kau pikirkan. Aku akan bertindak dengan caraku sendiri." jawab Lee Shin sebelum ia pergi.
"Lee Shin!"

"Dan satu hal lagi, aku bukan anak laki-laki."

Setelah keluar dari ruangan Yoon Soo, Lee Shin melihat kopi yang Gyu Won siapkan untuknya. Lee Shin mengacuhkan kopi itu, seperti ia mengacuhkan perasaan Gyu Won.

Karena Lee Shin, Gyu Won sama sekali engga bisa berkonsetrasi saat berlatih gayageumnya.

Gyu Won mengetahui Lee Shin engga meminum kopinya.

"Jika dia tidak akan meminumnya, maka dia jangan memintaku untuk membelinya. Dasar. . ." keluh Gyu Won kesal.

Lee Shin terus saja memikirkan tentang perkataan Yoon Soo. Yoon Soo hanya menganggap perasaanya sebagai permainan. Dan hal itu sangat membuat Lee Shin kecewa. 

Engga terima kopinya diabaikan oleh Lee Shin, Gyu Won langsung menemui Lee Shin. "Hei, Lee Shin.  Kau pikir siapa Kau? Kenapa kau selalu memperlakukanku seenaknya?"
"Apa?"

"Cappuccino, atau apa pun itu. . . Jika Kau tidak akan meminumnya, maka jangan memintaku untuk membelinya. Kau pikir, Kau sedang melatih seekor anjing." ujar Gyu Won melampiaskan kekesalannya. Ia kemudian keluar dari ruangan.

 Lee Shin yang juga sedang kesal, langsung mencegah Gyu Won pergi.

"Mulai sekarang aku tidak akan membelikanmu kopi lagi! Apakah aku akan meminumnya atau tidak. . . itu adalah pilihanku. Kau hanya perlu melakukan apa yang aku perintahkan." jawab Lee Shin.
"Apa?"
"Dan juga. . . Mulai sekarang jangan datang ke sini lagi, mengerti?"

Gyu Won bertanya, "Apakah Kau sangat menyukai  Profesor Yoon Soo?"
"Apa?"
"Apakah Kau berpikir itu masuk akal?" tanya Gyu Won. Masuk akalkah, Lee Shin menyukai seseorang yang lebih tua daripadanya?

"Apa yang tidak masuk akal?" tanya Lee Shin.
"Tentu saja. . "

"Tepatnya apa yang kau pikir tidak masuk akal?"
"Profesor adalah seorang profesor. Selain itu, umur kalian berbeda 12 tahun." jawab Gyu Won,

"Mulai hari ini, Kau bukan lagi budakku. Kau bebas. Jangan membelikanku kopi lagi, jangan lakukan apapun lagi. Juga, jangan pernah mencampuri urusanku lagi ." jawab Lee Shin.

"Apa?  Baik! Itu akan lebih baik bagiku." Gyu Won mengeraskan suaranya. "Aku hanya ingin memperjelas, Kau yang mengatakan hal itu terlebih dulu. Jadi, Jangan katakan sesuatu yang berbeda lagi nanti! Siapa bilang aku peduli? Dasar pangeran narsis."

"Apakah Kau benar-benar, membuatnya sendiri?"
Seok Hyeon menjawab, "Apakah itu buruk?"
"Tidak sama sekali! Ini benar-benar bagus. Akhir dari lagu tersebut tampaknya sangat intens."
"Di bagian awal, kita akan memulainya dengan permainan solo gitar.  Kemudian selaras dengan itu, akan dipadu padankan dengan instrumen traditional dan paduan suara. Bagaimana menurutmu?" ujar Seok Hyeon.

"Apakah bisa disatukan?  Tapi, aku berpikir bahwa solo gitar akan sangat penting."
Ia kembali menerangkan, "Ya. Awalnya memang harus memiliki dampak yang kuat."
"Jika Lee Shin yang memainkan gitarnya. . . Dia pasti dapat memainkannya dengan sangat baik."

Seok Hyeon sensistif saat mendengar nama Lee Shiin. "Lee Shin?"
"Ya. Meskipun dia bukan seorang profesional, dia dikenal dengan permainan gitarnya. Dibandingkan dengan siswa lain di bidang ini, dia bermain sangat baik."
Seok Hyeon menjawab, "Dia tidak tampak begitu istimewa."

Lee Shin datang telat saat latihan berlangsung. Seok Hyeon kesal dengan sikap Lee Shin yang seolah menyepelekan latihan yang Seok Hyeon adakan.

"Aku menyesal. Aku terlambat." kata Lee Shin saat ia tiba.
"Orang yang mengatakan dia menyesal, dan hanya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa?" jawab Seok Hyeon.

Stupid Band mulai berlatih, Seok Hyeon dan profesor yang lain ikut memperhatikan.

"Lebih baik dari yang aku harapkan. Meskipun mereka belum memainkannya dengan sepurna, setelah latihan rutin, seharusnya tidak terlalu buruk. Kau benar. Terutama gitar. Gitar? Gitar terdengar cukup bagus." ujar Seok Hyeon.
"Tidak. Itu tidak terdengar bagus sama sekali." jawab Profesor yang lain.

"Di mana yang kurang?" tnaya Lee Shin yang engga terima dengan pernyataan tentang permainan gitarnya itu.

"Aku tidak bisa mengatakan dengan tepat dibagian mananya." jawab Seok Hyeon.

Lee Shin mengulang permainan gitarnya.
"Kali ini, apa terdengar kurang juga?" tanya Lee Shin.
"Kau perlahan-lahan bisa memperbaikinya." jawab Seok Hyeon.

"Direktur. Lain kali, Tolong beritahu aku dibagian mana dari permainan gitarku yang terdengar tidak bagus. Bagaimana kau menjelaskannya tadi, aku sangat tidak mengerti. Aku tidak bisa mengerti." tanya Lee Shin setelah latihan selesai.
Seok Hyeon menjawab, "Lee Shin. Jangan terlambat lagi. Jangan mencoba untuk bertindak cool."

Demi membangkitkan semangat Gi Young, Seok Hyeon memutuskan untuk membawa Gi Young keluar dari rumah sakit. Seok Hyeon membawanya ke tempat teater miliknya.
"Bahkan jika aku harus melakukannya seperti ini, aku pasti akan menempatkanmu untuk bisa tampil di atas panggung.  Untuk sekarang, Kau harus tinggal di sini. Pada tahap ini, Kau makan dan tidur di tempat ini." kata Seok Hyeon. Bagaimanapun juga, bakal terpendam Gi Young harus segera di explore.

"Apakah Kau berpikir sesuatu akan berubah jika Kau melakukan ini?" tanya Gi Young.
"Aku akan membuat Kau berubah. Tidak peduli apa yang terjadi, Kau harus melakukan hal ini. Aku pasti akan membantumu untuk mengatasi rasa takutmu. Aku akan membuat Kau berdiri di panggung lagi!" jawab Seok Hyeon.

Gi Young kesal, "Siapa kau, kenapa kau harus melakukan hal ini? Direktur, apakah Kau merasa bersalah padaku?"

"Cobalah untuk mengerti. . . niat direktur. Meskipun ia menggunakan metode ini, dia hanya ingin kau kembali." ucap teman Gi Young.

Seok Hyeon datang menemui Yoon Soo, "Apakah Kau sibuk?"
"Tidak apa-apa." jawab Yoon Soo.
"Apakah Kau ingin secangkir kopi?"
Yoon Soo mengangguk.

 "Bagaimana kondisimu? Apakah Kau baik-baik saja sekarang?" tanya Seok Hyeon.
"Ya. Aku baik-baik. Maafkan aku. Aku tidak bisa bertemu denganmu malam itu." ujar Yoon Soo.
"Jangan khawatir tentang hal itu."
Yoon Soo membahas tentang pementasan, "Oh, bagian yang tidak kau sukai dari perform kemarin, aku sudah mengubahnya."

 Tapi, Seok Hyeon mengalihkan pembicaraannya saat melihat Yoon Soo engga lagi menggunakan kalung yang Lee Shin berikan, "Aku dengar Lee Shin dari departemen music terapan menyukaimu? Aku dengar dia suka padamuu."
"Apa?"

 Seok Hyeon meneruskan perkataannya, "Aku sudah diperingatkan olehnya saat itu. Dia mengatakan kepadaku untuk tidak memperlakukanmu begitu saja."
Yoon Soo menjelaskan tentang perasaan Lee Shin, "Dia. . .Hanya bersimpati padaku. Dia hanya memperlakukan dan menganggap perasaan simpatinya itu sebagai cinta. Karena dia begitu muda, dia bingung dengan perasaannya sendiri."

"Bagaimana denganmu? Kau tidak akan bingung dengan perasaannya padamu?" tanya Seok Hyeon.
"Apa maksudmu?"
"Apa yang aku katakan. Apakah cinta Lee Shin bertepuk sebelah tangan?"
"Kim Seok Hyun. Apakah Kau cemburu pada Lee Shin?" tanya Yoon Soo.
"Ya. Aku cemburu."

Gyu Won dan teman-temannya sibuk membahas tentang sikap direktur Seok Hyeon yang sedikit aneh saat memperlakukan Lee Shin. Gyu Won hanya tersenyum menanggapinya.

Lee Shin terus melatih permainan gitarnya. Atau lebih tepatnya, mengalihkan perasaan frustasinya dengan memainkan gitar.

Gyu Won berjalan di koridor saat hendak pulang, tanpa sengaja ia melihat Lee Shin yang menyendiri.
Gyu Won terus memperhatikan Lee Shin, ia mengerti apa yang Lee Shin tengah rasakan. Rasa yang sama seperti yang Gyu Won rasakan. Engga lama, kakek Gyu Won menelpon dan menyuruhnya untuk segera pulang.

 Sebelum pulang, Lee Shin melihat kopi dari Gyu Won.

 Ia mengambil kopi itu, dan membaca notenya.
isi notenya :
Apa kau mencoba melatih seekor anjing liar?

Anjing liar di sini bukan berarti memiliki arti yang sebenarnya. Kata itu seperti sebuah phrase. Di note yang Gyu Won buat, Gyu Won mengandaikan dirinya seperti seekor anjing jalanan. Gyu Won seperti ingin mengatakan kalau, Lee Shin hanya menjadikannya budak dan Lee Shin engga pernah benar-benar menganggap Gyu Won ada.

Tanpa mempedulikan isi kopi yang sudah mengental, Lee Shin tetap meminumnya.

Gyu Won tertidur saat tengah menunggu bis. Lee Shin yang melihat Gyu Won tertidur, langsung menjailinya. Lee Shin menuliskan note dan menempelkannya di kening Gyu Won.

Saat Gyu Won menaiki bis, semua penumpang menertawakannya. Gyu Won sama sekali engga menyadari note yang tertempel di keningnya.
Isi note :
Hati-hati, jangan membuat ulah dengan anjing ini.

Tapi, engga lama kemudian, Gyu Won menyadari ada sesuatu yang tertempel di keningnya. Gyu Won mencopot lalu membaca note itu. Ia sama keli engga menyadari kalau note itu adalah buatan Lee Shin.

Sesampainya di rumah, Ibu dan adik Lee Shin tengah melihat-lihat rumah bergaya korea di salah satu situs. Mereka berencana untuk pindah dari rumah modern ke rumah yang bergaya korea. Daaaaan, tanpa mereka sadari, rumah bergaya korea yang akan mereka tempati itu, berdekatan dengan rumah Gyu Won.. Whaaha.. kacau.

Lee Shin engga terlalu memikirkan tentang rumah barunya, yang menggaggu pikirannya hanya Profesor Yoon Soo.

Pagi harinya, "Oke, aku benar-benar berhenti jadi budaknya. Dia benar-benar terlalu sombong." kata Gyu Won seraya memegang kopi, "Oh! Ini masih hangat." kata Gyu Won.

Gyu Won membaca note yang tertempel:
 Kopi Lee Gyu Won dari Departement music tradisional. Aku meludahi kopi ini.  

Ia lalu membandingkan dengan note yang ia dapatkan semalam.
Hati-hati, jangan membuat ulah dengan anjing ini.  

Menyadari dua note itu memiliki kesamaan, Gyu Won tersenyum.
"Lee Shin.."

 Gyu Won menunggu Lee Shin dari gedung di lantai 2. Tersenyum saat melihat Lee Shin datang, tapi kemudian Gyu Won menyembunyikan senyumnya dan memanggil Lee Shin, "Lee Shin"

Lee Shin melihat ke arah Gyu Won. Gyu Won mencopot note di kopi, meremasnya lalu melemparkannya ke arah Lee Shin.

Lalu mengejek Lee Shin.
Dan Lee Shin hanya tersenyum..

 "Aku mendengar bahwa Gi Yeong terluka?" tanya Tae Joon.
"Ya."
"Bagaimana dia? Apakah dia sudah lebih baik?"
"Ya."
"Di rawat di rumah sakit mana?" tanya Tae Joon.
"Kau ingin pergi menjenguknya?"
"Aku ingin melihat apa yang terjadi."
So Myung menjawab, "Tentang itu. . . Direktur sudah membawanya ke tempat teater. Direktur Seok Hyeon membawa Gi Young ke tempat teaternya."

Latihan pun dimulai. Seok Hyeon berkata, "Seperti apa yang telah aku katakan sebelumnya, kita akan mulai dengan lagu yang akan dinyanyikan oleh 3 orang pemeran utama. Pertama, Hee Joo dan Gyu Won akan memerankan pemeran utama perempuan. Untuk pemeran utama laki-laki. . . " Seok Hyeon menghentikan kata-katanya.

Kemudian profesor yang lain berkata, "Shin, apakah Kau ingin mencobanya? Apa? Kau tahu bagaimana menyanyikan lagu ini, kan?"

Seok Hyeon melanjutkan kata-katanya, "Setelah kehilangan mimpinya dan cinta dalam hidupnya, ia pasti bisa menyanyikan lagu ini dengan emosi yang kuat."

 Dan ketiganya, mulai bernyanyi....

 "Tunggu." Seok Hyeon memenggal nyanyian Gyu Won. "Lee Gyu Won, jangan hanya sekedar menyanyikan lagu ini.  Nyanyikanlah sehingga arti dari liriknya tersampaikan."

Latihan selesai..

Gyu Won menghampiri Lee Shin, "Terima kasih untuk kopinya."
Lee Shin menjawab, "Aku meludahi kopi itu."
"Aku tau.. Aku benar-benar menyesal tentang kemarin. AKu menyesal karena sudah berbicara seperti itu." ungkap Gyu Won.
"Lupakan saja."
"Aku sedikit marah saat itu, jadi aku melakukannya tanpa sadar."

"Jika Kau merasa bersalah, maka Kau harus kembali menjadi budakku sampai waktu kontrak itu selesai." kata Lee Shin.
"Apa?" Gyu Won terkejut.
"Masih ada beberapa hari yang tersisa?"
"Kau benar-benar pelit. Baik, kesepakatan adalah kesepakatan."

Lee Shin mulai menyuruh Gyu Won untuk kerja rodi, "Karena Kau mengatakan itu, jadi pergilah untuk membersihkan ruang band."
"Membersihkan ruangan itu?"
Lee Shin kembali mengejek Gyu Won, "Untuk seorang budak, bersih-bersih memang sangat pas. Bersihkan. Hanya karena secangkir kopi, Kau kembali menjadi seorang budak."

Gyu Won mulai membersihkan ruangan, ia memain-mainkan gitar lalu membuat nyanyian baru, Gyu Won bernyanyi, "Lee Shin bodoh, bodoh.. Lee Shin. Lee Shin bodoh."

"Sepertinya benar-benar menjadi budak." Lee Shin masuk ke dalam ruangan. " Jika aku tidak memberitahumu untuk membersihkan hal ini, Kau pasti akan merasa sedih." 

 "Aku bukan tertawa karena aku bahagia. Aku tertawa karena aku memikirkan tentang lelucon Bo Woon." jawab Gyu Won.
"Katakan padaku. Ceritakan padaku tentang lelucon itu, lelucon yang membuatmu tertawa tadi. Aku juga ingin mendengarnya." 
"Itu. . .  " Gyu Won mengarang sebuah lelucon. Lelucon umum yang Lee Shin pun mengetahui tentang hal itu. 
"Kau pikir itu lucu?" tanya Lee Shin.
"Itu lucu."

 "Kau benar-benar aneh. Belum cukup dengan kemampuan bernyanyimu yang sangat kurang, ditambah lagi selera humormu yang sangat parah. Dengan tingkat menyanyi seperti Kau sekarang, Kau bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Hee Joo." ujar Lee Shin. " Jendela masih perlu dibersihkan."

 Tanpa sengaja Hee Joo mendengar pembicaraan tentang Gi Young yang dipaksa oleh Direktur Seok Hyeon untuk tetap berada di dalam ruang theater.

 "Bisakah Kau berjalan?" tanya Hee Joo yang datang mengunjungi Gi Young.
"Ada apa?" tanya Gi Young.
"Tidakkah kau ingin berdiri di panggung itu? Direktur mengatakan, ada banyak orang yang bertalenta yang tidak bisa tampil di atas panggung yang layak. Sampai sekarang, belum ada orang berbakat seperti oppa." ucap Hee Joo.

Seok Hyeon pergi menemui Gi Young. "Sampai kapan Kau hanya mempertahankan penampilan tidak berdaya itu. Aku tidak akan pernah menyerah karena kau. Sampai Kau berdiri, sampai Kau berdiri di atas panggung untuk bernyanyi." kata Seok Hyeon seraya menutup tirai panggung.

"Aku akan terus menyiksamu sampai akhir, seperti ini. Jika Kau merasa frustrasi dan marah, lalu, Kau harus gunakan dua kakimu itu untuk berjalan sampai ke panggung, dan kemudian aku akan berhenti memperlakukanmu seperti ini." Seok Hyeon memutar sebuah film dokumenter saat Gi Young masih memiliki semangat untuk tampil di atas panggung.

 Di ruang music, Gyu Won masih melatih kemampuan bernyanyinya.

Butuh waktu untuk Gi Young menyadari tentang kemampuan dan impiannya. Film dokumenter yang diputar itu terus-menrus memberikan semangat positif untuk Gi Young. Dan karena itu juga, Gi Young kembali untuk mencoba menjadi bagian dari pentas dan menggapai kembali mimpinya. 

Di tempat lain, Lee Shin masih berusaha meyakinkan Profesor Yoon Soo tentang perasaan tulusnya.
"Aku akan mengantarmu ke tempat parkir." kata Lee Shin.

"Jangan dekati aku lagi. Bukankah aku sudah mengatakan padamu? Aku tidak punya waktu untuk bermain-main dengan anak kecil seperti kau." jawab Yoon Soo.

" Berapa lama lagi, agar kau bisa menyukaiku? Umur berapa, agar kau bisa menyukaiku?  Apakah aku  harus berumur 25 tahun? 30 tahun? Kapan kau berhenti memandangku sebagai anak laki-laki bodoh? Apakah Kau lupa? Aku juga seorang pria dewasa. Dengan kekuatanmu, Kau tidak dapat membuatku melepaskan Kau." Lee Shin menggenggam erat tangan Yoon Soo.
"Lee Shin!"

Yoon Soo kesal, "Kau menjadi seperti ini, aku muak dengan semua ini. Jangan ikuti aku! Apakah Kau tidak juga mengerti kalau aku marah padamu?  Apakah Kau mengerti? Lee Shin."

Gyu Won melihat semuanya.. Bagaimana Lee Shin diperlakukan oleh Yoon Soo.
Engga pernahkah Lee Shin sadar, kalau Gyu Won selalu ada setiap kali Lee Shin terluka. asaaaa..!

 "Lee Gyu Won." panggil Seok Hyeon saat melihat Gyu Won terdiam sendiri.
"Direktur."
"Apa yang Kau lakukan di sini, sendirian? Apa yang terjadi? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Seok Hyeon.
"Oh. Tidak, tidak. Apakah aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Gyu Won.
"Ya, tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan."

"Apa hubungan antara Kau dan Profesor Yoon Soo?" tanya Gyu Won.
"Apakah Kau sangat  penasaran?"
Gyu Won mengangguk. "Ya."

Seok Hyeon menceritakan hubungannya dengan Yoon Soo. Flash back saat pertama kali Seok Hyeon jatuh cinta pada Yoon Soo.

Di tempat yang berbeda, di waktu yang sama.. Salah satu teman Seok Hyeon juga tengah menceritakan tentang perjalanan cinta antara Yoon Soo dan Seok Hyeon.

"Lalu? Setelah itu?"
"apa yang terjadi?"
"Kenapa mereka putus?"
"Aku hampir kehabisan napas."
tanya windflower dan stupid band yang kali itu bersamaan.

"Aku yakin Kau ingin tahu apa yang terjadi setelah itu, kan? Jika Kau memesan lebih banyak makanan lagi, aku akan memberitahumu." jawab teman Seok Hyeon.
"Apa? Ayo! Cepat dan memberi tahu kami!"

Teman Seok Hyeon kembali melanjutkan, "Meskipun Profesor Yoon Soo adalah kekasih impian semua siswa laki-laki, ia sebenarnya seorang ratu es. Ah! Meskipun banyak siswa laki-laki ingin mengakui perasaan padanya, hanya ada satu orang pria yang berhasil mengambil .  Orang itu adalah Kim Seok Hyun. Wow! Dia adalah seorang pria yang luar biasa! Meskipun mereka adalah pasangan sangat serasi dan membuat iri semua orang tapi  Yun Su dipilih oleh Jazz Ballet New York yang terkenal.  Jadi. . ."

Sesampainya di rumah, Lee Shin masih saja memikirkan tentang perkataan Yoon Soo.

Seok Hyeon mengantar Gyu Won pulang. Gyu Won tertidur di mobil, akhirnya Seok Hyeon mengantarkan Gyu Won sampai di depan rumahnya. Seok Hyeon disambut dengan pandangan penasaran kakek.

 "Oh, maaf, mengantarkannya terlambat." kata Seok Hyeon pada kakek.
"Ini direktur Seok Hyeon. Kau bisa pergi sekarang Direktur?" ucap Gyu Won yang takut kalau kakek melontarkan pertanyaan-pertanyaan aneh pada Seok Hyeon.

 Kakek berkata, "Mengapa Kau pergi? Kenapa kau tidak memberitahu kami apa yang sedang Kau arahkan selama menjabat sebagai direktur?"
"Oh! Aku, bertanggung jawab untuk pementasan Gyu Won untuk perayaan kampus." jawab Seok Hyeon.
 "Perayaan kampus?" tanya kakek.
"Ah! Itu! Perayaan kampus yang selalu diselenggarakan secara berkala. Dan Direktur Seok Hyeon bertanggung jawab untuk pertunjukan musik tradisional. Benar, Direktur?" Gyu Won mengarang cerita.
"Ah, mmm. . ." Seok Hyeon hanya tertawa aneh.

"Lalu berapa umurmu tahun ini?" tanya kakek.
"33 tahun ." jawab Seok Hyeon.
"Um! Tidak terlalu tua. Kakek. Bagaimana dengan orangtuamu? Apakah mereka masih hidup?" tanya kakek lagi.
"Ya, ayahku awalnya bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan. Dia telah pensiun beberapa waktu lalu."
"Ah! Benar? Dia tampak cukup normal." gumam kakek. What? normal? hahaaa..
"Kemudian, jika Kau punya waktu, bagaimana kalau kita minum secangkir teh sebelum Kau pergi?" ajak kakek.
" Kakek, direktur adalah orang sibuk. Sudah larut, mungkin sudah waktunya bagimu untuk pergi, Direktur. " jawab Gyu Won.
"Oh, itu benar. Kakek, aku akan mengunjungi lagi di lain waktu." jawab Seok Hyeon sebelum ia pergi.

"Meskipun dia agak tua, tapi dia tidak buruk. Dibandingkan dengan anak laki-laki yang terakhir kali itu, anak ini lebih baik."
"Kakek, apa yang Kau katakan? Cepat, mari masuk ke dalam. Anak ini atau anak itu, tidak ada hubungannya denganku sama sekali. Berhenti mencemaskan apa-apa, cepat masuk." jawab Gyu Won.

Lee Shin dan Gyu Won bakal jadi tetangga.. Haha.. Coba perhatiin pintu di belakagn Gyu Won. Tempat itu yang bakal jadi tempat tinggal baru Lee Shin.

"Meskipun bangunan agak tua, semua telah direnovasi. Ini cukup nyaman kalau kalian tinggal di sini. Sejujurnya, aku agak enggan untuk memberikannya kepadamu." kata pemilik rumah pada Ibu Lee Shin.
"Aku tahu, kami akan segera pindah minggu depan." jawab Ibu  Gyu Won.

Engga percuma, Gyu Won berlatih sampai larut. Hasilnya, sangat memuaskan.. Gyu Won dengan baik menyanyikan lagu yang akan ia nyanyikan di pementasan.

"Gyu Won bernyanyi sangat baik." ucap Seok Hyeon.

Hee Joo engga menyukai Gyu Won yang semakin baik dalam bernyanyi.
 "Sepertinya Kau telah bekerja keras." kata Hee Joo setelah latihan selesai.
"Oh, terima kasih." jawab Gyu Won.
"Tapi apakah Kau makan ramen pedas sebelum Kau pergi tidur saat kemarin malam? Wajahmu terliha begitu gendut dan pipimu terlihat mengembung!" ejek Hee Joo.
"Apa?"

Lee Shin berniat untuk membuat kalung yang ia berikan pada Yoon Soo. Tapi, beberapa saat ia kembali mengurungkan niatnya..

Gi Young menemui Seok Hyeon dan berkata, "Aku ingin mendengar dan mematuhi apa yang direktur katakan, aku akan berusaha keras. Meskipun aku tidak tahu apa yang akan terjadi, ini lebih baik dari pada menyesalinya." ungkap Gi Young.
Seok Hyeon tersenyum mendengar apa yang Gi Young katakan, "Kau sudah melakukannya dengan baik."

Gi Young akhirnya berdiri di panggung dan menyanyikan sebuah lagu dan Stupid Band yang menjadi pengiringnya.
 Seok Hyeon datang untuk menemui Yoon Soo, "Aku datang untuk melihatmu."
Yoon Soo mengalihkan pembicaraan, "Itu,,, tentang Gi Yeong, kau berhasil membuatnya kembali bangkit! Aku dengan tulus mengucapkan selamat kepadamu."

 Tapi, bukan untuk itu Seok Hyeon datang. Bukan untuk membahas pementasan tapi tentang perasaannya pada Yoon Soo. "Yoon Soo, sepertinya.. Aku.. . masih benar-benar menyukaimu. Aku tidak ingin merasa cemburu karena orang lain."

"\Memulainya dari awal. Aku mencintaimu, Yoon Soo." kata Seok Hyeon seraya memeluk Yoon Soo.

 Di saat yang bersamaan, saat Seok Hyeon memeluk Yoon Soo. Lee Shin melihat mereka..

 Engga berapa lama kemudian, giliran Gyu Won yang melihat Seok Hyeon dan Yoon Soo berpelukan.

"Lee Shin. Tunggu Lee Shin. Lee Shin.  Kau Apakah Kau ingin pergi makan malam denganku?" tanya Gyu Won mencoba membuat Lee Shin tersenyum.
Lee Shin mengambaikan Gyu Won, "Pergi. Aku bilang pergi."

"Apakah kau tidak menyadari dari awal, kalau semuanya akan berubah seperti ini? Apakah kau pikir, cinta bertepuk sebelah tanganmu itu akan meluluhkan Profesor Yoon Soo? Apa kau pikir, cinta bertepuk sebelah tanganmu itu akan membuat Profesor Yoon Soo jatuh cinta padamu?" kata Gyu Won, mencoba menyadarkan Lee Shin kalau semuanya memang akan berakhir seperti itu. Yoon Soo dan Seok Hyeon akan kembali bersama

"Kau. . . Apakah Kau menyukaikuku?" tanya Lee Shin pada Gyu Won.
"Apa?"
"Apakah Kau berpikir dengan bertindak seperti ini, aku akan menyukaimu? Apa kau pikir, perbuatanmu ini akan bisa menggantikan Profesor Yoon Soo untukku?" ungkap Lee Shin.
"Lee Shin."
"Aku tidak peduli apa yang Kau sukai. Ini bukan urusanku. Jadi, Kau juga, berhenti mempedulikanku,  karena aku juga tidak akan mempedulikanmu." perkataan Lee Shin yang berhasil membuat Gyu Won menangis.

Tidak ada komentar: