Lee Shin menyanyikan lagu buatannya sendiri
dengan hatinya. Mengingat kejadian-kejadian lampau yang ia alami buat lagu yang
ia nyanyikan jadi tambah menyentuh.
Engga ada
jingkrak-jingkrak ala rocker yang biasa dilakuin fans Lee SHin. Semuanya
hening, menikmati alunan sendu dari lagu yang Lee Shin nyanyikan.
Memory Lee Shin kembali
ke kenangan-kenangan itu..
Tentang ayahnya...
Dan engga beda jauh
dengan Gyu Won. Lagu Lee Shin mengingatkan dirinya dengan perseteruan petamanya
dengan Lee Shin. Membandingkan Lee Shin saat itu dengan Lee Shin yang kali ini
tengah bernyanyi di panggung.
Satu orang yang sama
dengan feeling yang berbeda.
Perform Lee Shin selesai. Gyu Won keluar dari
kafe dan mencoba berbicara pada Lee Shin "Maaf.." kata Gyu Won.
"Waktu itu.. Di kelas, aku berusaha untuk mengabsenkanmu, tapi aku malah
ketauan. Kita harus membuat laporan refleksi. Aku bilang dari awal kalau hal
itu tidak akan berhasil." Kali ini engga ada wajah kesal Gyu Won. haha.
Tapi, jawaban Lee Shin malah buat wajah kesal
itu kembali. "Ketika Kau menulis punyamu, tuliskan satu untukku
juga."
Gyu Won menyilang tangannya dan berkata keras,
"Tidak. Tidak... "
"Budak tidak berguna." gumam Lee
Shin.
"Apa?"
"Apa gunanya kau?" kata Lee Shin ia menaiki sepedanya kemudian pergi meninggalkan Gyu Won.
"Apa?"
"Apa gunanya kau?" kata Lee Shin ia menaiki sepedanya kemudian pergi meninggalkan Gyu Won.
Gyu Won kesal, darahnya naik ke ubun-ubung. Ia
menyumpahi Lee Shin, "Aku berharap sepedamu rusak!"
Dan, see.. Sumpah itu bakal terjadi di scene selanjutnya... Hahaa..
Dan, see.. Sumpah itu bakal terjadi di scene selanjutnya... Hahaa..
Seperti biasa, Lee Shin menyempatkan diri
untuk menemui Yoon Soo. Tapi, kali ini ada alasan kuat kenapa Lee
Shin harus menemui Yoon Soo. Lee Shin hanya ingin berbagi kebahagiaannya.
"Ada apa?" tanya Yoon Soo, yang engga terlalu suka dengan sikap Lee Shin yang care.
"Aku hanya. . ."
"Ada apa?" tanya Yoon Soo, yang engga terlalu suka dengan sikap Lee Shin yang care.
"Aku hanya. . ."
Yoon Soo menyela, "Aku tidak memintamu
untuk datang ke sini? Jika Kau seperti ini maka aku. . . "
Lee Shin langsung menjawab, "Hari ini,
aku pergi menemui ayahku. Aku hanya ingin memberitahukan hal itu pada
seseorang. Aku pergi." ucap Lee Shin.
Belum jauh Lee Shin pergi, Yoon Soo
memanggilnya. "Shin. . . Itu bagus." kata Yoon Soo.
Lee Shin tersenyum, "Terima kasih."
Lee Shin tersenyum, "Terima kasih."
Aish, Lee Shin selalu jadi kucing imut yang
manis saat di depan Yoon Soo, tapi berubah jadi macan tutul saat bersama Gyu
Won.
Pengumuman tentang Audisi pun dipajang,
"Wow! Ada audisi untuk perayaan seratus tahun-an kampus!" seru
mahasiswa yang datang untuk melihat persyaratan audisi.
Di bagian universitas tengah mengadakan rapat
perihal rencana acara akbar seratus tahunnya universitas mereka. Tae Joon
menjelaskan tentang struktur panitia acara itu. "Yang bertanggung jawab
untuk musik adalah Teacher Hong Mi Ran dari Departemen Musik Terapan. Dan
yang bertanggung jawab atas koreografi adalah Jeong Yoon Soo dari
Departemen Tari."
Seok Hyeon langsung menyela dan menyindir Yoon
Soo. "Dalam situasi ini, kita harus berpura-pura tidak saling kenal,
kan?"
Dan suasana jadi berubah panas.
"Yang bertanggung jawab untuk mengatur acara adalah Kim Yeong Min dari Departemen Drama." kata Tae Joon.
Dan suasana jadi berubah panas.
"Yang bertanggung jawab untuk mengatur acara adalah Kim Yeong Min dari Departemen Drama." kata Tae Joon.
"Ya, aku Kim Yeong Min. Aku sudah
mendengar banyak tentang bagaimana Kau sukses saat di luar negeri. Kau lebih
muda daripada yang aku bayangkan." ujar Yeong Min pada Seok Hyeon.
"Aku hanya terlihat muda." jawab Seok Hyeon.
" Aku mendengar bahwa semua kinerja diubah secara keseluruhan."
"Aku hanya terlihat muda." jawab Seok Hyeon.
" Aku mendengar bahwa semua kinerja diubah secara keseluruhan."
Seok Hyeon menjawab, "Ya. Konsep
kinerja kerja juga harus diubah. . . Bahkan, aku sudah merevisi hal itu. Apakah
ada masalah dengan hal itu? Seorang gadis yang memiliki impian untuk menjadi
bintang. Gadis itu juga sangat mecintai kekasihnya. Untuk mencapai mimpinya,
dia harus meninggalkan kekasihnya. Namun, karena kecelakaan, dia tidak dapat
mencapai impiannya dan harus kembali." lagi-lagi Seok Hyeon menyindir Yoon
Joo. Yoon Joo hanya terdiam dan engga berkata apa-apa.
Agar suasana engga
bertambah buruk, Tae Joon langsung memanggil Seok Hyeon. "Seok
Hyeon, kita perlu bicara."
"Bukankah kita sudah
berbicara?" kata Seok Hyeon.
Mereka berbicara di luar ruangan. Tae Joon
mengawali pembicaraan yang mengusung topik utama Profesor Yoon Soo."Apa
sebenarnya rencanamu?"
"Apa?"
"Haruskah Kau memperlakukan Yoon Soo seperti itu?" tanya Tae Joon.
"Apa?"
"Haruskah Kau memperlakukan Yoon Soo seperti itu?" tanya Tae Joon.
"Pernahkah Kau mendengar tentang
masalahku?" jawab Seok Hyeon.
" Jangan memprovokasi dirinya." Tae Joon ada di pihak Yoon Soo. "Semua sudah cukup sulit baginya. Jangan pernah. . . melakukan apa pun yang bisa menyakiti Yoon Soo."
"Hyeong, kau suka Yoon Soo?" tanya Seok Hyeon pada hyungnya.
"Apa?"
" Jangan memprovokasi dirinya." Tae Joon ada di pihak Yoon Soo. "Semua sudah cukup sulit baginya. Jangan pernah. . . melakukan apa pun yang bisa menyakiti Yoon Soo."
"Hyeong, kau suka Yoon Soo?" tanya Seok Hyeon pada hyungnya.
"Apa?"
"Sepertinya Kau tidak mengerti
dirinya." Seok Hyeon melanjutkan kata-katanya. "Yoon Soo. . . tidak
serapuh yang Hyeong pikirkan. Lebih dari aku, lebih dari Hyeong, dia bahkan
lebih lebih kuat dari siapapun."
"Jangan bicara seolah-olah hanya Kau yang mengerti Yoon Soo. Enam tahun adalah waktu yang sangat lama. Jika Kau hanya bermain-main, maka berhenti saja. Aku akan meyakinkan kepala sekolah."
Seok Hyeon langsung menjawab, "Aku menolak untuk menyerah sekarang. Sebaliknya, pembicaraan ini telah membuatku lebih bersemangat. Aku akan bertahan sampai akhir." kata Seok Hyeon mengakhiri pembicaraan.
"Jangan bicara seolah-olah hanya Kau yang mengerti Yoon Soo. Enam tahun adalah waktu yang sangat lama. Jika Kau hanya bermain-main, maka berhenti saja. Aku akan meyakinkan kepala sekolah."
Seok Hyeon langsung menjawab, "Aku menolak untuk menyerah sekarang. Sebaliknya, pembicaraan ini telah membuatku lebih bersemangat. Aku akan bertahan sampai akhir." kata Seok Hyeon mengakhiri pembicaraan.
"Aku sangat menyesal." kata Gyu Won.
Lee Shin juga berkata sama, "Aku menyesal."
Lee Shin juga berkata sama, "Aku menyesal."
"Apakah Kalian berdua itu CC?" tanya
sang profesor setelah beberapa memperhatikan tugas mereka.(CC – Campus
Couple) "Apa? Apakah kalian memiliki?"
"Tidak.Tentu saja
tidak. Itu tidak mungkin." kata Gyu Won yang pertama kali menyangkal.
"Aku memiliki
standar yang tinggi." Lee Shin menambahkan.
"Jika kalian tidak memiliki hubungan,
maka mengapa Kau mengabsenkannya saat itu? Apakah itu cinta bertepuk sebelah
tangan?" tanya Profesor, ia menatap tajam ke arah Gyu Won.
"Apa? Tidak, bukan seperti itu." jawab Gyu Won.
"Kalian tidak memiliki hubungan dan tidak menjalin cinta. Juga bukan pasangan yang bertepuk sebelah tangan. Lalu apa hubungan kalian berdua? Baca ini." Profesor memberikan tugas mereka dengan bersilang. Lee Shin membacakan tugas Gyu Won. Sedangkan Gyu Won membacakan isi dari tulisan Lee Shin.
"Apa? Tidak, bukan seperti itu." jawab Gyu Won.
"Kalian tidak memiliki hubungan dan tidak menjalin cinta. Juga bukan pasangan yang bertepuk sebelah tangan. Lalu apa hubungan kalian berdua? Baca ini." Profesor memberikan tugas mereka dengan bersilang. Lee Shin membacakan tugas Gyu Won. Sedangkan Gyu Won membacakan isi dari tulisan Lee Shin.
"Profesor terhormat, Di kelas saat itu
aku mengabsenkan siswa lain, dan membuat profesor marah".
"Aku sangat, sangat, sangat menyesal. Aku
benar-benar, benar, merenungkan tindakanku. Mulai sekarang, Aku benar-benar,
benar-benar, benar-benar,akan melakukan yang terbaik. akan benar-benar,
benar-benar tidak akan pernah melakukan hal itu lagi. Aku akan menjadi
mahasiswa yang yang terbaik." kata Lee Shin dengan menekankan kata-kata
yang diulang-ulang itu.
"Giliranmu." suruh Profesor pada Gyu Won.
"Giliranmu." suruh Profesor pada Gyu Won.
Gyu Won membacakan isi tugas Lee Shin.
"Kelas kemarin adalah sangat penting. Aku tidak memberitahumu bahwa aku menggunakan siswa lain yang tidak berguna untuk mengabsenkanku." Gyu Won menghentikan bacaaannya.
"Kelas kemarin adalah sangat penting. Aku tidak memberitahumu bahwa aku menggunakan siswa lain yang tidak berguna untuk mengabsenkanku." Gyu Won menghentikan bacaaannya.
Ia menatap Lee Shin kesal. "Siapa siswa
yang tidak berguna?" Gyu Won tersinggung dengan kata-kata Lee Shin di
tugasnya itu.
"Miss Lee Gyu Won. Kau benar-benar,
benar-benar, benar-benar tidak tahu?" jawab Lee Shin.
"Hei!" teriak Gyu Won.
"Hei!" teriak Gyu Won.
"Apa yang kalian berdua lakukan? Awalnya,
aku hanya ingin kalian menulis tulisan refleksi yang sederhana, tetapi
tampaknya ini tidak cukup. Kalau begitu, kalian harus merapikan segala sesuatu
di ruang ganti di departemen Drama." kata Profesor.
Mereka masuk ke sebuah ruangan yang amat
sangat berantakan, "Apakah mungkin untuk menyelesaikan itu semua ini, hari
ini?" tanya Gyu Won. "Sepertinya itu akan melelahkan. . . . . "
Lee Shin melimpahkan masalahnya pada Gyu Won.
"Sebenarnya, semua ini bisa saja dilakukan oleh satu orang,
mengerti?"
"Apa maksudmu? Kenapa aku harus melakukan
semua itu sendirian?" kata Gyu Won.
"Apakah Kau bodoh? Kau adalah budakku, bukan? Aku akan mengawasimu." jawab Lee Shin.
"Apakah Kau bodoh? Kau adalah budakku, bukan? Aku akan mengawasimu." jawab Lee Shin.
"Kau tidak punya perasaan." kesal
Gyu Won. "Bagaimana bisa satu orang melakukan semuanya?"
"Jika Kau tidak buru-buru, Kau tidak akan bisa pulang hari ini." ujar Lee Shin.
"Jika Kau tidak buru-buru, Kau tidak akan bisa pulang hari ini." ujar Lee Shin.
"Lee Shin! Hei, jadi ini adalah apa
Department Drama. Mengapa aku membuat taruhan dengan cowok itu?
Kehidupanku." keluh Gyu Won. Ia mulai membereskan pakaian yang berserakan.
Saat tengah membereskan barang-barang, Gyu Won
menemukan sebuah topi. Karena penasaran, Gyu Won memakainya. Melihat ke cermin
dan langsung bergaya koboi.
Lee Shin tersenyum kecil saat melihat tingkah
Gyu Won.
Ide cemerlang langsung muncul di otak Lee
Shin. Karena suasana sangat membosannya buat dirinya, harus ada hal yang bisa
buat menghilangkan kebosanan itu.
"Sepertinya gaun ini akan cocok untukmu. Cobalah." Lee Shin memberikan sebuah gaun ala princess pada Gyu Won.
"Apa? Kau bercanda?. Pakai saja sendiri." seru Gyu Won.
"Pakai." suruh Lee Shin.
"Sepertinya gaun ini akan cocok untukmu. Cobalah." Lee Shin memberikan sebuah gaun ala princess pada Gyu Won.
"Apa? Kau bercanda?. Pakai saja sendiri." seru Gyu Won.
"Pakai." suruh Lee Shin.
Yah, dimana-mana budak harus patuh. Haha.. Gyu
Won memakai pakaian princess itu dan menunjukkannya pada Lee Shin.
"Apa kau senang?" tanya Gyu Won.
"Ganti." suruh Lee Shin.
"Ganti." suruh Lee Shin.
"Hei!" Gyu Won kesal.
"Oh, begitu membosankan." jawab Lee
Shi setelah Gyu Won bersusah payah berganti pakaian. Lee Shin berdiri dari
duduknya, dan berjalan ke arah pintu. Gyu Won kesal setengah mati dengan
tingkah bossy Lee Shin. Ia berjalan ke arah Lee Shin, tapi lagi-lagi Gyu Won
terjatuh, pakaian Princess yang panjang itu buat Gyu Won terpeleset.
Dan tiba-tiba...
Lampu Mati. Mati Lampu.
Di dalam gelap terjadilah
percakapan.
"Apa yang terjadi?
Lee Shin, kau di sana, kan?" tanya Gyu Won yang ketakutan karena gelap.
"Aku di sini. Jangan
khawatir." jawab Lee Shin. What? Jangan khawatir.. whoaa..
Dan saat lampu kembali
menyala..
Keduanya dalam posisi
yang saling berdekatan.
Dan saat mereka saling
bertatapan dalam jarak yang dekat.
Lee Shin yang pertama
kali kaget melihat wajah Gyu Won yang hanya beberapa centi dari wajahnya.
"Cepat dan
bersihkan. " kata Lee Shin terkejut sekaligus gugup.
"Menjengkelkan.
" kata Gyu Won yang masih ketakutan.
Mereka selesai membereskan ruangan.
"Kau sudah bekerja keras. Selamat
tinggal." sapa Lee Shin acuh sebelum ia pergi.
Gyu Won mendadak bertanya,
"Hei. Kau, kenapa kau tidak datang ke kelas waktu itu?"
"Kau tidak perlu tahu." jawab Lee
Shin.
"Ini semua karenamu jadi kita harus
menulis tulisan refleksi itu." keluh Gyu Won.
Lee Shin berkata bijak, "Orang yang kalah itu kau. Kau seharusnya menang kalau tidak ingin dirugikan. Kau tidak punya hal lain untuk dikatakan, kan? Aku pergi."
"Pelit." ejek Gyu Won pada Lee Shin.
Lee Shin berkata bijak, "Orang yang kalah itu kau. Kau seharusnya menang kalau tidak ingin dirugikan. Kau tidak punya hal lain untuk dikatakan, kan? Aku pergi."
"Pelit." ejek Gyu Won pada Lee Shin.
"Apa?" Lee Shin berbalik kemudian
melemparkan kunci sepedanya pada Gyu Won.
"Apa ini?" tanya Gyu Won.
"Kunci sepedaku. Karena kau, bannya kempes. Perbaikilah." kata Lee Shin.
"Apa ini?" tanya Gyu Won.
"Kunci sepedaku. Karena kau, bannya kempes. Perbaikilah." kata Lee Shin.
Kutukan Gyu Won berhasil.. haha.
"Mengapa karena aku?" tanya Gyu Won yang engga mengerti, apa hubungannya ban kempes dengan dirinya.
"Bukankah Kau yang mengutukku kemarin sehingga banku kempes?" jawab Lee Shin.
"Mengapa karena aku?" tanya Gyu Won yang engga mengerti, apa hubungannya ban kempes dengan dirinya.
"Bukankah Kau yang mengutukku kemarin sehingga banku kempes?" jawab Lee Shin.
"Jadi banmu
benar-benar kempes?" Gyu Won menahan tawanya, tapi kemudian ia terbahak.
"Apakah itu
lucu?" tanya Lee Shin kesal.
"Ya, sangat
lucu." Gyu Won engga bisa berhenti tertawa.
"Pompa itu sampai
benar-benar penuh." suruh Lee Shin sebelum ia pergi.
Gyu Won menuntun sepeda Lee Shin, ia risih
saat yang lain melihatnya dengan tatapan aneh. "Ini agak sulit untuk
menjaga emosiku. Padahal, Aku baik-baik saja sebelumnya." gumam Gyu Won.
Tiba-tiba, Hee Joo melihat Gyu Won yang
membawa sepeda Lee Shin. Dengan sinis, Hee Joo bertanya, "Apa ini? Itu
sepeda tercintanya Lee Shin."
"Ya, mengapa? Siapa Kau?" tanya Gyu Won.
"Ya, mengapa? Siapa Kau?" tanya Gyu Won.
"Apa hubungan Kau
dengan Lee Shin?" tanya Hee Joo.
Gyu Won membalikan pertanyaannya, "Lalu
apa hubungan Kau dengan dia?"
Hee Joo berkata dengan percaya diri,
"Apakah kau tidak tahu aku? Aku dari Departemen Drama, Han Hee Joo."
Dengan polosnya Gyu Won menggeleng, "Aku tidak tahu. Ah, kau seorang performer kan?" terkanya.
Dengan polosnya Gyu Won menggeleng, "Aku tidak tahu. Ah, kau seorang performer kan?" terkanya.
"Pokoknya, itu sepeda sangat mahal.
Hati-hati dengan itu." jawab Hee Joo.
"Sepeda seperti ini mahal? Bagaimana bisa begitu mahal?" gumam Gyu Won. Ia menendang sepeda Lee Shin.
"Sepeda seperti ini mahal? Bagaimana bisa begitu mahal?" gumam Gyu Won. Ia menendang sepeda Lee Shin.
"Biarkan aku menjelaskan kepadamu. Jangan
berpikir untuk menguntit Lee Shin. Tapi, karena penampilanmu, Lee Shin juga
tidak akan tertarik." kata Hee Joo.
"Siapa yang menguntit dia. . . " jawab Gyu Won.
"Satu hal lagi. . . Jangan pernah berpikir untuk merayu Profesor Kim Seok Hyeon." ucap Hee Joo sebelum ia pergi.
"Siapa yang menguntit dia. . . " jawab Gyu Won.
"Satu hal lagi. . . Jangan pernah berpikir untuk merayu Profesor Kim Seok Hyeon." ucap Hee Joo sebelum ia pergi.
"Benar-benar membuat orang kesal. Siapa
dia? Dia seperti macan tutul." Gyu Won bergumam kesal. "Sepeda bodoh,
sama seperti Lee Shin." Gyu Won memaki sepeda Lee Shin. hihii.
Punya pengalaman mompa
sepeda? Berat kan?
Tapi karena kekesalan Gyu
Won pada Lee Shin, memompa sepeda jadi hal yang mudah buat Gyu Won.
Dengan segenap (?)
kekuatan yang ia miliki, Gyu Won memopa sepeda Lee Shin sampai full.
Dengan tenaga yang tersisa, Gyu Won menemui
Lee Shin di tempat pentasnya.
"Kau bermain cukup baik. Apakah Kau dari
Departemen Musik Terapan?" kata Seok Hyeon yang kebetulan ada di tempat
yang sama dengan Lee Shin.
Lee Shin engga merespon
apapun.
Seok Hyeon sedikit tersinggung, "Apakah
Kau mengabaikanku?"
Kemudian, Gyu Won datang. "Lee
Shin." panggilnya.
"Halo." kata Gyu Won saat melihat Seok Hyeon.
"Oh, kau di sini."sapa Seok Hyeon.
"Halo." kata Gyu Won saat melihat Seok Hyeon.
"Oh, kau di sini."sapa Seok Hyeon.
Seok Hyeon kembali berkata pada Lee Shin,
"Baik, jadi kau mengabaikanku. Aku memaafkanmu. Kau tahu ada audisi untuk
untuk perayaan seratus tahunan kampus, kan? Jika Kau tertarik. . . "
Tanpa sempat melanjutka kata-katanya Lee
Shin langsung menolak, "Aku tidak tertarik."
Seok Hyeon melanjutkan kata-katanya,
"Bahkan jika Kau tidak peduli. . . Kau setidaknya harus berpura-pura kalau
Kau peduli dan bersikap sopan pada orang yang lebih tua darimu."
"Audisi?" Gyu Won yang telrihat paling antusias saat mendengar kata audisi.
"Mengapa? Apakah Kau tertarik?" tanya Seok Hyeon.
"Audisi?" Gyu Won yang telrihat paling antusias saat mendengar kata audisi.
"Mengapa? Apakah Kau tertarik?" tanya Seok Hyeon.
Gyu Won langsung menggeleng. "Oh. Tidak,
tidak."
Seok Hyeon menjawab, "Jika Kau melakukan dengan baik saat audisi, Kau bahkan bisa mendapatkan peran utama wanita. Karena aku direkturnya."
Seok Hyeon menjawab, "Jika Kau melakukan dengan baik saat audisi, Kau bahkan bisa mendapatkan peran utama wanita. Karena aku direkturnya."
"Peran utama perempuan?" terdengar
sangat menarik buat Gyu Won.
Tapi Lee Shin malah tersenyum mengejek pada Gyu Won.
"Kenapa kau tertawa? Apakah Kau mengejekku?" tanya Gyu Won kesal.
Lee Shin engga menjawab apa-apa, Seok Hyeon yang menjawabnya, "Dia mengejekmu."
Tapi Lee Shin malah tersenyum mengejek pada Gyu Won.
"Kenapa kau tertawa? Apakah Kau mengejekku?" tanya Gyu Won kesal.
Lee Shin engga menjawab apa-apa, Seok Hyeon yang menjawabnya, "Dia mengejekmu."
"Aku pergi." Lee Shin meninggalkan
Gyu Won dan Seok Hyeon.
"Hei!" Gyu Won melemparkan kunci
sepeda Lee Shin. Ia berkata dengan nada aneh, "Aku menaruh banyak udara ke
dalam ban sepedamu, jadi Kau harus berhati-hati saat mengendarainya. Jangan
membuatnya meledak. Kau tidak akan pernah tau kapan kau mengalami nasib
buruk." kata Gyu Won seolah Lee Shin bakal celaka karena ban yang baru
saja Gyu Won pompa. haha
Tapi... Jawaban yang
terduga keluar dari mulut Lee Shin, "Tapi aku ingin mendengarmu bermain
gayageum lagi."
"Apa?" Gyu Won
heran mendengarnya.
Lee Shin pergi. Gyu Won berbicara dengan Seok
Hyeon. "Bagaimana? Apakah Kau ingin berpartisipasi dalam audisi? Tampaknya
mereka juga akan memberikan beasiswa!"
"Beasiswa?" Gyu Won lagi-lagi tertarik mendengar kata beasiswa.
"Beasiswa?" Gyu Won lagi-lagi tertarik mendengar kata beasiswa.
"Apa, kau menyerah?" tanya Yoon Soo
saat ia bertemu dengan Seok Hyeon. Hei, mereka masih saling menyukai satu sama
lain. Tapi karean Yoon Soo enggan mengakui kesalahannya dan juga karena Seok
Hyeon yang masih sakit hati karena diabaikan oleh Yoon Soo saat itu, jadilah
hubungan mereka renggang.
"Apa maksudmu? Bagaimana dengan Kau
sendiri? Apakah Kau ingin aku mengatakan betapa kejamnya kau? Itulah sebabnya
aku memberitahumu untuk menyerah." jawab Seok Hyeon.
"Tidak, aku tidak boleh menyerah, aku
ingin tahu bagaimana Kim Seok Hyeon mengatur acara besar ini. Dan juga, aku
tidak akan jadi orang pertama yang menyerah. Aku hanya datang untuk mengatakan
hal ini padamu." jawab Yoon Soo.
"Saat itu, aku sangat menyesal."
kata Seok Hyeon, ia mengakui kesalahannya yang sudah menjelek-jelekkan Yoon Soo
saat rapat.
Gyu Won sharing tentang perasaannya pada
ayahnya via telepon. "Aku sangat kesal karena diejek oleh orang itu. Tapi
aku benar-benar ingin mendapatkan beasiswa tersebut." kata Gyu Won, ia menceritakan
tentang keinginannya untuk mengikuti audisi.
"Jadi Kau ingin mencoba?" tanya ayah.
"Jadi Kau ingin mencoba?" tanya ayah.
"Aku belum tahu. Ada juga kompetisi musik
tradisional. Ayah, Bagaimana menurutmu?" tanya Gyu Won.
"Kau tidak perlu khawatir tentang
beasiswa itu, ayah bahkan akan mengirimkan jumlah banyak ke rekeningmu.
Tapi, kau juga harus melakukan sesuatu yang berkesan saat di universitas.
Kau harus mencoba hal yang berbeda, untuk mencari tahu apa yang sebenarnya Kau
inginkan." jawab Ayah.
Gyu Won teringat kakek, "Tetapi jika Kakek tau, apa yang harus aku lakukan?"
Ayahnya tersenyum, "Ah, kalau itu aku tidak dapat bertanggung jawab."
"Yah, ayah.. "
Gyu Won teringat kakek, "Tetapi jika Kakek tau, apa yang harus aku lakukan?"
Ayahnya tersenyum, "Ah, kalau itu aku tidak dapat bertanggung jawab."
"Yah, ayah.. "
Setelah selesai menelpon ayahnya, Gyu Won
tiba-tiba teringat kata-kata Lee Shin. "Tapi aku
ingin mendengarkan Kau bermain gayageum lagi." Mengingat kata-kata itu
buat Gyu Won tersenyum dan bersemangat untuk memainkan gagayeum.
Pagi harinya, "Oke, aku sudah memutuskan.
Mari kita berpartisipasi dalam audisi." kata Gyu Won dengan menggebu-gebu.
"Benar? benar?" tanya yang lain.
Lalu semua teman Gyu Won bersorak, "Windflower, Fighting!"
"Benar? benar?" tanya yang lain.
Lalu semua teman Gyu Won bersorak, "Windflower, Fighting!"
Hari-hari menjelang
audisi. Semua peserta sibuk mengasah keterampilannya masing-masing..
Yang lain sibuk, Lee Shin
masih tertidur nyenyak di perpustakaan yang sepi.
Seok Hyeon mendatangi Tae Joon, "Aku
sibuk mempersiapkan semuanya. Ada apa?" jawab Tae Joon.
"Bagaimana dengan Gi Young?" tanya Seok Hyeon. "Aku belum melihatnya."
"Bagaimana dengan Gi Young?" tanya Seok Hyeon. "Aku belum melihatnya."
Tae Joon menjawab, "Ia drop out dari
semester terakhir."
"Drop out?" Seok Hyeon terkejut mendengarnya.
"Sepertinya dia tidak ingin kembali ke sekolah ini lagi."
"Kau tau di sekolah mana ia sekarang?" tanya Seok Hyeon.
"Drop out?" Seok Hyeon terkejut mendengarnya.
"Sepertinya dia tidak ingin kembali ke sekolah ini lagi."
"Kau tau di sekolah mana ia sekarang?" tanya Seok Hyeon.
Tae Joon kesal mendengar nama Gi Young,
"Gi Yeong tidak saja mengacaukan sekali atau dua kali pertunjukan. Dan
demam panggung tidak dapat mudah disembuhkan. Bahkan jika Kau menemukannya, ia
tidak akan setuju untuk hal itu."
Seok Hyeon langsung menjawab, "Bagaimana
jika dia setuju? Jika Gi Yeong setuju, maka Kau harus memberikan
persetujuanmu?"
"Baiklah, tapi biarkan ia melewati audisi. Jika dia mampu lolos di audisi, maka aku akan melakukan hal itu." Jawab Tae Joon.
"Baiklah, tapi biarkan ia melewati audisi. Jika dia mampu lolos di audisi, maka aku akan melakukan hal itu." Jawab Tae Joon.
Soo Myung mengantar Seok Hyeon ke tempat Gi Young melanjutkan
studynya setelah keluar dari universitasnya.
Aku datang." kata Soo Myung menyapa Gi
Young.
"Kau tidak sibuk sama sekali. Apakah
sekolah berjalan dengan baik?" tanya Gi Young. Saat Gi Young melihat ke
arah Soo Myung, ia terkejut saat melihat kedatangan Seok Hyeon.
"Aku juga diseret kesini olehnya." kata Soo Myung.
"Aku juga diseret kesini olehnya." kata Soo Myung.
Seok Hyeon langsung berkata, "Aku menjadi
pengarah di acara besar perayaan seratus tahunan kampus."
"Itu bagus." jawab Soo Myung sebelum ia pergi.
"Itu bagus." jawab Soo Myung sebelum ia pergi.
"Jadilah, peran utama laki-lakinya. Aku
membuka pintu belakang untukmu." kata Seok Hyeon memberikan peluang pada
Gi Young. "Kau harus berterima kasih padaku."
Gi Young menjawab, "Apakah Kau punya hak untuk melakukan hal itu? Selamat tinggal."
Gi Young menjawab, "Apakah Kau punya hak untuk melakukan hal itu? Selamat tinggal."
Seok Hyeon masih berusaha untuk membujuk Gi
Young, "Gi Young. Karena situasi, Kau harus berpartisipasi dalam audisi.
Jadi siapkan lagu yang terbaik, oke?" kata Seok hyeon dengan mengeraskan
suaranya.
"Ini adalah kesempatan yang baik. Kau
akan merasa nyaman karena dia direkturnya." bujuk Soo Myung.
"Aku sudah bilang bahwa aku sudah tidak
akan berakting lagi." jawab Gi Young.
"Jangan berbohong. Kau bahkan sedang berakting saat ini."
"Jangan berbohong. Kau bahkan sedang berakting saat ini."
Gi Young marah, "Memangnya kenapa kalau
aku ingin berakting lagi? Seseorang yang bahkan tidak bisa berdiri di atas
panggung dan menggigil ketakutan, apa bedanya jika ia ingin berakting? Jangan
ikuti aku." kata Gi Young, ia lalu pergi.
Menjelang audisi Hee Joo
semakin intensive berlatih.
Dan ia selalu punya Joon
Hee yang setia menunggunya.
"Eonni. Ini. Aku akan memberimu
tumpangan." kata Joon Hee.
"Apa? Aku sudah memberitahumu untuk
tidak muncul di depanku lagi?" kata Hee Joo kesal.
"Orang-orang cantik harus
dilindungi." jawab Joon Hee seraya tersenyum.
Hee Joo memperhatikan penampilan Joon Hee yang
berbeda, "Dia tampak seperti drummer sekarang." katanya.
Dan akhirnya, Hee Joo bersedia diantar pulang
oleh Joon Hee.
"Senang.. Yahoo! Apakah Kau bahagia
eonni?" tanya Joon Hee.
Tapi.. Tiba-tiba..
Hujaaaan...
Hee Joo mengomel sepanjang perjalanan karena hujan yang semakin deras.
Tapi.. Tiba-tiba..
Hujaaaan...
Hee Joo mengomel sepanjang perjalanan karena hujan yang semakin deras.
"Apa ini! Aku basah kuyup!"
omel Hee Joo saat ia sudah sampai di rumahnya.
" Laporan cuaca tidak mengatakan bahwa
hari ini akan hujan!" jawab Joon Hee.
"Jika aku masuk angin, aku akan membunuhmu." kata Hee Joo.
Joon Hee langsung mengeluarkan cokelatnya, "Makan ini untuk menyembuhkan dan menghangatkan badamu, ok?"
"Jika aku masuk angin, aku akan membunuhmu." kata Hee Joo.
Joon Hee langsung mengeluarkan cokelatnya, "Makan ini untuk menyembuhkan dan menghangatkan badamu, ok?"
Ditawari cokelat, Hee Joo semakin tambah marah
"Apa maksudmu? Aku sudah sangat lapar. Kau, jangan muncul di depanku
lagi. Jika Kau muncul kembali, aku benar-benar tidak akan membiarkanmu pergi.
" kata Hee joo sebelum ia masuk ke rumahnya.
"Eonni, Istirahat dengan baik." kata
Joon Hee.
Dan ia kembali berpuisi, "Suatu hari, Kau
suka berkeliaran di kesepian yang tak berujung. . Dan tiba-tiba kau menangis,
oh natasha... "
Hee Joo baru saja
merapikan dirinya dan ibunya datang, "Hee Joo, besok adalah audisi. Apakah
Kau yakin?"
"Tentu saja. Siapa
lagi yang bisa memainkan peran utama selain aku?" jawab Hee Joo.
"Apa aku harus
berbicara dengan professor agar kau lulus audisi?"
"Lupakan saja.
Mengapa Kau melakukan itu? Kekuatanku sudah cukup." jawab Hee Joo dengan
pasti.
"Tapi.. Jika
pecundang beruntung, dan ia akan menang dan lolos audisi, banyak lagi yang akan
dipermalukan!" jawab ibunya.
Hee joo langsung
mengerutkan keningnya, lalu ibunya tertawa "Gadis ini menakutkan!"
"Lapar?" keluh Hee Joo. Merasa
lapar, ia langsung ingat Joon Hee dan cokelatnya. Tapi, Hee Joo langsung
menghilangkan Joon Hee dari pikirannya. Ia lalu menimbang berat badannya.
"Aku masih perlu kehilangan 500 g dari berat badan tubuhku." katanya.
Karena terlalu giat berlatih, Joon Hee engga memperhatikan kesehatannya. Badannya yang kelelahan, belum lagi kehujanan membuat badannya drop dan ia terkena flu.
Karena terlalu giat berlatih, Joon Hee engga memperhatikan kesehatannya. Badannya yang kelelahan, belum lagi kehujanan membuat badannya drop dan ia terkena flu.
"Apakah kita semua siap?" tanya Seok
Hyeon pada Soo Myung.
"Ya. Kita dapat memulainya segera setelah para profesor tiba."
"Ya. Kita dapat memulainya segera setelah para profesor tiba."
"Soo Myung, kau haru buru-buru pergi dan
bawa Gi Yeong." ujar Seok Hyeon. "Bawa dia ke sini, seret dia jika
perlu."
"Hee Joo, mendengarkan mama. Demammu
sangat tinggi. Bagaimana Kau bisa ikut ambil bagian dalam audisi dalam kondisi
seperti ini?" kata Ibu Hee Joo. Kondisi badan Hee Joo benar-benar lemah.
"Aku ingin pergi. Aku harus pergi!" jawab Hee Joo. Latihannya selama ini akan sia-sia kalau hari ini ia engga mengikuti audisi.
"Aku ingin pergi. Aku harus pergi!" jawab Hee Joo. Latihannya selama ini akan sia-sia kalau hari ini ia engga mengikuti audisi.
"Bahkan jika Kau tidak berpartisipasi
dalam audisi itu, ayahmu yang akan mengurus semuanya." jawab ibunya.
Tapi, memang Hee Joo harusnya beristirahat untuk memulihkan kesehatannya. Saat hendak berjalan keluar rumah, Hee Joo jatuh pingsan dan ibunya segera membawanya ke rumah sakit.
Tapi, memang Hee Joo harusnya beristirahat untuk memulihkan kesehatannya. Saat hendak berjalan keluar rumah, Hee Joo jatuh pingsan dan ibunya segera membawanya ke rumah sakit.
Audisi terus dimulai,
satu persatu peserta menunjukkan kemampuannya masing-masing dan juri siap
menilainya.
Soo Myung masih bersikeras untuk membujuk Gi
Young agar mau mengikuti audisi. Ia bahkan berbohong, "
Ada kesalahan dalam hasil semester lalu. Jadi kau harus kembali ke kampus untuk mengklarifikasinya. Mengapa aku berbohong padamu?"
Ada kesalahan dalam hasil semester lalu. Jadi kau harus kembali ke kampus untuk mengklarifikasinya. Mengapa aku berbohong padamu?"
Gi Young berpikir, tapi Soo Myung masih
berusaha mendorong-dorongnya untuk masuk ke dalam mobil.
"Profesor Im bukan jenis orang yang khawatir tentang hal ini." gumam Soo Myung.
"Profesor Im bukan jenis orang yang khawatir tentang hal ini." gumam Soo Myung.
"Ah. Membosankan. Bosan? Bosan? Aish,
bosan!" keluh Joon Hee. Ia kemudian dapat ide. " Aku sangat
bosan, kenapa aku tidak pergi ke audisi juga?"
"Audisi? Apa yang akan Kau lakukan?"
tanya yang lain.
"Beatbox." jawab Hee Joo sembari mempraktekan kemampuan beatboxnya.
"Beatbox." jawab Hee Joo sembari mempraktekan kemampuan beatboxnya.
"Hee Joo eonni akan audisi hari ini. Ayo
kita pergi dan menghibur dia." ujar Joon Hee seraya pergi.
Yang lain mencoba menghentikan, "Hei! Hei! Hei! Jangan menyebabkan masalah!"
Yang lain mencoba menghentikan, "Hei! Hei! Hei! Jangan menyebabkan masalah!"
Di tempat lain, Lee Shin
pergi untuk menemui ayahnya.
Mereka kembali memainkan
musik dengan nada baru.
Di tempat audisi, Joon
Hee melihat kesekitarnya. "Eonni datang kemari lebih dulu kah? Bukankah
Hee Joo eonni di sini?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Apakah Hee Joo
eonni ada di sini?" tanya Joon Hee pada Seok Hyeon.
"Dia belum
datang." jawab Seok Hyeon.
"Kapan Eonni
datang?" tanya Joon Hee.
"Apakah Kau cedera
kepala?" tanya Seok Hyeon kesal, karena Joon Hee sedikit mengganggu proses
audisi.
Dengan polosnya, Joon Hee
menjawab "No, kepalaku tidak terluka?"
Wahaaha.. Joon Hee benar-benar mengganggu
jalannya audisi. Saat ada satu group yang perform, tanpa aba-aba Joon Hee ikut
bergabung dan ikut menari bersama group itu.
Soo Myung masih berusaha memaksa Gi Young. Ia
bahkan benar-benar menyeret Gi Young masuk ke dalam ruang audisi.
Gi Young dipaksa masuk ruang audisi. Seok
Hyeon tersenyum saat melihat Gi Young datang.
"Anak ini. . . Sudah ditolak beberapa kali, namun Kau masih datang ke audisi?" kata Seok Hyeon.
Gi Young gugup.
"Gi Yeong, Kau. . . " Profesor Im Tae Joon engga menyukai kedatangan Gi Young.
"Anak ini. . . Sudah ditolak beberapa kali, namun Kau masih datang ke audisi?" kata Seok Hyeon.
Gi Young gugup.
"Gi Yeong, Kau. . . " Profesor Im Tae Joon engga menyukai kedatangan Gi Young.
"Kau harus membiarkan orang untuk bebas
ikut audisi." kata Yoon Soo yang saat itu sebagai juri.
"Kau sudah datang ke sini. . . Mulai. . . Tak ada waktu. Jika Kau akan melakukan audisi, maka lakukanlah dengan cepat." kata Profesor Im Tae Joon.
Gi Young menjawab, "Aku tidak akan ber-acting. Maaf." ia lalu pergi.
Tanpa langkahnya terhenti karena Seok Hyeon memanggilnya, "Hyeon Gi Young."
"Kau sudah datang ke sini. . . Mulai. . . Tak ada waktu. Jika Kau akan melakukan audisi, maka lakukanlah dengan cepat." kata Profesor Im Tae Joon.
Gi Young menjawab, "Aku tidak akan ber-acting. Maaf." ia lalu pergi.
Tanpa langkahnya terhenti karena Seok Hyeon memanggilnya, "Hyeon Gi Young."
Profesor Im Tae Joon
engga memperdulikan Gi Young, ia malah memanggil peserta audisi yang lainnya.
"Berikutnya!"
Kali ini giliran Wind
Flowernya Gyu Won yang beraksi.
"Halo semuanya, kami
dari Departemen Musik Tradisional Windflower." ucap Gyu Won dan
teman-temannya.
Seok Hyeon masih berusaha
untuk menahan Gi Young. Saat Gyu Won memperkenalkan kelompoknya, Seok Hyon
malah berkata pada Gi Young.. "Hyeon Gi Young. Jika Kau pergi sekarang. .
. Kau tidak akan mendapat kesempatan lain. Ini adalah kesempatan
terakhirmu."
Mendengar apa yang Seok
Hyeon katakan, Gyu Won langsung memandang ke arah Gi Young. Pandangannya seolah
berkata, apa yang terjadi??
"Jangan pedulikan
dia. Mulai." kata Profesor Im Tae Joon.
"Ya." jawab Gyu
Won.
"Apakah Kau ingin
selamanya menjadi pohon dalam pertunjukan tari? Gi Yeong." kata Seok
Hyeon.
"Mari kita
mulai." Gyu Won dan teman-temannya mulai menunjukkan kemampuan mereka
dalam memainkan alat-alat tradisional.
Dan, siapa sangka. Gi
Young pun akhirnya menunjukkan bakat terpendamnya. Ia bernyanyi. Gi Young
bernyanyi selaras dengan alunan musik yang dimainkan oleh Gyu Won dan
teman-temannya.
Juri terpukau dengan penampilan Gi Young.
"Ya. Benar-benar bagus." "Benar-benar menakjubkan!"
Profesor Im Tae Joon berkata, "Mengapa Kau memiliki keterampilan seperti itu tapi kau tidak menunjukkannya saat pertunjukan?"
Seok Hyeon tersenyum lega. "Kau sudah bekerja keras." katanya pada Gi Young. "Kau juga telah bekerja keras." Seok Hyeon berkata pada Gyu Won dan teman-temannya.
Profesor Im Tae Joon berkata, "Mengapa Kau memiliki keterampilan seperti itu tapi kau tidak menunjukkannya saat pertunjukan?"
Seok Hyeon tersenyum lega. "Kau sudah bekerja keras." katanya pada Gi Young. "Kau juga telah bekerja keras." Seok Hyeon berkata pada Gyu Won dan teman-temannya.
"Siapa orang itu? Benar-benar hebat! Aku
hampir menangis mendengar suaranya. . ." ujar teman-teman Gyu Won yang
terpesona pada Gi Young.
Gyu Won berkata "Kita tidak pernah berlatih
bersama sebelumnya. . .Bagaimana ia bisa menyanyikannya dengan sempurna?"
Gyu Won lalu tersenyum, itu hal yang
menakjubkan, bisa berkolaborasi dengan orang yang engga dikenal dengan hasil
yang sangat mengagumkan.
Gyu Won mengirim pesan pada ayahnya.
~Berpartisipasi dalam audisi itu terasa sangat menarik,
dan juga sangat membuatku bersemangat.
Aku benar-benar akan mencoba untuk melakukan yang terbaik.~
~Berpartisipasi dalam audisi itu terasa sangat menarik,
dan juga sangat membuatku bersemangat.
Aku benar-benar akan mencoba untuk melakukan yang terbaik.~
Teman-teman Gyu Won memanggil Gyu Won.
"Gyu Won. Kita akan makan. Apa kau akan ikut?"
Gyu Won menjawab, "Kakek ada di rumah. Aku harus segera pulang cepat. Bersenang-senanglah."
"Gyu Won. Kita akan makan. Apa kau akan ikut?"
Gyu Won menjawab, "Kakek ada di rumah. Aku harus segera pulang cepat. Bersenang-senanglah."
"Halo? Dia sudah dirawat di rumah
sakit karena demam tinggi. Tampaknya ia akan tinggal di rumah sakit selama
beberapa hari. Tapi tetap, aku menyerahkan semuanya padamu. Dia sangat khawatir
tentang audisi. Profesor harus lebih peduli. Aku tahu, itu juga sangat sulit
bagimu." ibu Hee Joo menelpon profesor Im Tae Joon.
"Ok, aku mengerti. Ya, aku akan
menanganinya." jawab Profesor Im Tae Joon.
"Dia tengah rumah sakit karena demam. Apa
yang harus dilakukan? Apa kita perlu tambahan audisi untuk besok atau. . .
audisi hanya formalitas." kata Profesor Im.
Seok Hyeon langsung menjawab, "Bukankah kita sudah memutuskan kalau jika mereka tidak lulus audisi, tidak peduli siapa itu, mereka tidak dapat ikut bergabung?"
Itu artinya, Hee Joo tidak dapat ikut berpartisipasi dalam acara kampus itu. Tapi, who knows? Bakal ada keajaiban datang dari Joon Hee, special buat Hee Joo.
Seok Hyeon langsung menjawab, "Bukankah kita sudah memutuskan kalau jika mereka tidak lulus audisi, tidak peduli siapa itu, mereka tidak dapat ikut bergabung?"
Itu artinya, Hee Joo tidak dapat ikut berpartisipasi dalam acara kampus itu. Tapi, who knows? Bakal ada keajaiban datang dari Joon Hee, special buat Hee Joo.
Di rumah sakit, Hee Joo terus saja menangis
menyesali ketidak terlibatan dirinya dalam acara besar kampusnya.
"Kemana Gyu Won eonni pergi?" tanya
Joon Hee pada Bo Woon.
"Dia pulang untuk memasak makan malam untuk Kakek nya." jawab Bo Woon.
"Dia pulang untuk memasak makan malam untuk Kakek nya." jawab Bo Woon.
Saat sedang makan, Joon Hee mendengar kalau
Hee Joo tidak bisa datang ke audisi karena sakit. Sontak, Joon Hee khawatir dan
langsung pergi menemui Hee Joo di rumah sakit.
"Eonni." panggil Joon Hee dengan
terengah-engah karena berlarin.
Hee Joo kesal saat melihat Joon Hee. "Get Out!"
Hee Joo kesal saat melihat Joon Hee. "Get Out!"
"Apakah eonni sakit?" tanya Joon
Hee.
"Karena kau, aku tidak bisa pergi ke
audisi. Pergilah ke neraka."
"Kau sangat ingin ikut audisi?"
tanya Joon Hee menyesal.
Bagaimana pun juga, Hee Joo harus ikut
berpartisipasi dan Joon Hee mengusahakan hal itu. Ia secara pribadi menemui
Seok Hyeon. Joon Hee memanggil professornya, Direktur Hyeong.. hahaa..
"Direktur, Hyeong!" panggil Joon
hee.
"Kau mengagetkanku." kata Seok Hyeon.
"Tidak dapatkah mengadakan audisi lagi?" pinta Joon Hee.
"Apa?"
"Hee Joo eonni tidak berpartisipasi dalam audisi kemarin."
"Kau mengagetkanku." kata Seok Hyeon.
"Tidak dapatkah mengadakan audisi lagi?" pinta Joon Hee.
"Apa?"
"Hee Joo eonni tidak berpartisipasi dalam audisi kemarin."
Seok Hyeon memegang kepala Joon Hee.
"Kepalamu tidak benar-benar terluka kan?" katanya.
Dan Joon Hee melanjutkan kata-katanya, "Eonni adalah yang terbaik, benar-benar yang terbaik. Tapi. . . karena aku dia sakit dan tidak bisa mengkuti audisi. Ini semua karena aku."
Seok Hyeon menjawab, "Kekuatan juga keberuntungan."
Dan Joon Hee melanjutkan kata-katanya, "Eonni adalah yang terbaik, benar-benar yang terbaik. Tapi. . . karena aku dia sakit dan tidak bisa mengkuti audisi. Ini semua karena aku."
Seok Hyeon menjawab, "Kekuatan juga keberuntungan."
Joon Hee berteriak, "Hyeong, Kau tidak
mengerti tentang cinta. Cinta, aku akan terus berjalan karenanya. Aku
dapat berjalan seratus meter tanpa terengah-engah, tapi aku hanya mengingat
eonni, aku jadi terengah-engah. Bukankah ini cinta?"
"Ya, itu terlihat seperti cinta.
Berjuanglah!" kata Seok Hyeon sebelum ia pergi dengan mobilnya.
Tapi, Joon Hee terus mengejar Seok Hyeo.
Tapi, Joon Hee terus mengejar Seok Hyeo.
Saat sedang berlatih,
teman-teman Lee Shin menyadari perubahan permainan gitar Lee Shin. Mereka
bertanya, dimana Lee Shin belajar bermain gitar selama ini. Lee Shin tersenyum,
"Apa permainan gitarku berubah?"
Teman-temannya menjawab,
"Ya, lebih baik dan terdengar sangat damai."
Engga lama kemudian, Joon Hee menelponnya.
"Hyeong, aku meminta
bantuanmu. Ini adalah pilihan terakhirku. Kau harus membantuku. Apakah Kau
mengerti? Batalkan perform kita hari ini. Semuanya harus berkumpul di ruang
music.. " kata Joon Hee.
"Apa yang dia katakan?" tanya
teman-temannya.
Lee Shin menjawab, "Kita akan membuat hati dengan lilin."
"Apa?"
"Dia tidak berpikir bahwa itu bisa dimakan, kan?" hahaa..
"Dia tidak sebodoh itu."
"Ya, dia memang bodoh."
Lee Shin menjawab, "Kita akan membuat hati dengan lilin."
"Apa?"
"Dia tidak berpikir bahwa itu bisa dimakan, kan?" hahaa..
"Dia tidak sebodoh itu."
"Ya, dia memang bodoh."
Gyu Won mendapat telepon
dari Lee Shin.
"Ada apa? Aku sedang makan." jawab
Gyu Won pada Lee Shin.
"Siapa itu? Lee Shin?" tanya Bo Woon.
"Mmm. . . Apa yang terjadi? Apa? Lilin?"
Lee Shin menyuruh Gyu Won untuk membawakan lilin.. haha..
"Siapa itu? Lee Shin?" tanya Bo Woon.
"Mmm. . . Apa yang terjadi? Apa? Lilin?"
Lee Shin menyuruh Gyu Won untuk membawakan lilin.. haha..
"Eonni." panggil Joon Hee pada Hee
Joo.
"Mengapa Kau masih hidup? Aku kan
menyuruhmu untuk mati?" omel Hee Joo.. hahaa.
"Aku akan pergi dan mati, tapi itu nanti
oke? Mari kita pergi eonni!" ajak Joon Hee, ia meraih tangan Hee Joo dan
mengajaknya keluar dari rumah sakit.
"Apakah Kau gila?"
"Apakah Kau gila?"
Joon Hee membawa Hee Joo untuk special perform
di stage special buatan Joon Hee untuk Hee Joo.
"Ini akan jadi perform pertama
eonni." kata Hee joo.
Dan audisi special pun
dimulai..
Hee Joo feat The Stupid
Band..
Dan malam itu jadi malam
yang paling menyenangkan buat Hee Joo. Kali pertama ia melakukan aksi panggung
tunggal seperti itu. Dan tentu saja ia sangat berterimakasih pada Joon
Hee.
Rasa terimakasih yang
terselubung, berubah jadi rasa simpati Hee joo pada Joon Hee.
"Jangan berharap aku akan memaafkanmu
karena hal kecil ini." Kata Hee Joo, saat Joon Hee mengantarkannya kembali
ke rumah sakit.
"Maaf, karena aku... " Joon Hee
masih menyadari kesalahannya.
"Lupakan saja, toh air telah tumpah.Itu. . . Apa kau punya cokelat?" tanya Hee Joo.
"Coklat? Oh, ini!" Joon Hee memberikan cokelatnya.
"Lupakan saja, toh air telah tumpah.Itu. . . Apa kau punya cokelat?" tanya Hee Joo.
"Coklat? Oh, ini!" Joon Hee memberikan cokelatnya.
"Sama seperti pengemis yang membawa
hal semacam ini." Hee Joo tanpa segan memakan cokelat pemberian dari Joon
Hee.
Joon Hee senang bukan kepalang. "Kau
makan cokelatku."
"Jika Kau mengatakan kepadaku terlebih dulu, aku tidak akan memakai piyama ini?" ucap Hee Joo.
" Eonni makan cokelatku. Eonni makan cokelat! Hee Joo eonni! Thank You!" teriak Joon Hee saat itu juga.
"Jika Kau mengatakan kepadaku terlebih dulu, aku tidak akan memakai piyama ini?" ucap Hee Joo.
" Eonni makan cokelatku. Eonni makan cokelat! Hee Joo eonni! Thank You!" teriak Joon Hee saat itu juga.
"Bahkan jika aku tidak dipilih, aku tidak
menyesal. Ini adalah perform terbaik dalam hidupku, thank you."
gumam Hee joo dalam
hatinya.
Pengumuman Audisi.
Gyu Won dan Windflowernya
lulus audisi..
"Semua orang di sini telah lulus audisi.
Selanjutnya, setiap orang harus bekerja keras pada pertunjukan peringatan
seratus tahun ulang tahun kampus kita dan menerima pelatihan secara intensif.
Pertama-tama. . ." instruksi Seok Hyeon terhenti karena Lee Shin yang juga
ada di aula.
"Apa yang membawamu kesini?" tanya Seok Hyeon.
"Apa yang membawamu kesini?" tanya Seok Hyeon.
"Kami tidak berpartisipasi dalam
audisi!" kata Lee Shin.
"Aku merekomendasikannyaa. Karena kita mungkin perlu kelompok pengiring." kata salah satu profesor.
"Kami tidak tertarik. Cari orang lain saja" jawab Lee Shin.
Lee Shin hendak pergi, tapi langkahnya terhenti saat melihat Yoon Soo berjalan di depannya. Lee Shin termangu, terpesona, ter.. ter... melihat Yoon Soo.
"Aku merekomendasikannyaa. Karena kita mungkin perlu kelompok pengiring." kata salah satu profesor.
"Kami tidak tertarik. Cari orang lain saja" jawab Lee Shin.
Lee Shin hendak pergi, tapi langkahnya terhenti saat melihat Yoon Soo berjalan di depannya. Lee Shin termangu, terpesona, ter.. ter... melihat Yoon Soo.
Seok Hyeon kembali memberikan instruksinya,
"Pertama-tama, kita akan membagi kelompok menjadi dua tim, tim acting dan
juga anak-anak tradisional akan bergabung dengan tim musik."
Gyu Won merasa dirinya ada di team musik tapi Seok Hyeon langsung berkata, "Tunggu sebentar. Lee Gyu Won, bergabung dengan tim akting."
Gyu Won merasa dirinya ada di team musik tapi Seok Hyeon langsung berkata, "Tunggu sebentar. Lee Gyu Won, bergabung dengan tim akting."
Gyu Won terkejut, "Eh? Aku? mungkin
ada kesalahpahaman?"
"Gyu Lee Won akan berlatih dengan kelompok acting." kata Seok Hyeon.
"Gyu Lee Won akan berlatih dengan kelompok acting." kata Seok Hyeon.
Gyu Won melihat ke sekelilingnya, barang kali
Seok Hyeon salah mengenali orang. Tapi, seketika itu, pandangannya terhenti
saat melihat Lee Shin tengah memandangi Yoon Soo.
Perasaan Gyu Won langsung berubah kala itu,
saat melihat Lee Shin yang tengah memperhatikan Yoon Soo. Gyu Won berkata pada
dirinya sendiri.
"Apa? Suasana ini, perasaan ini...?"
"Apa? Suasana ini, perasaan ini...?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar